Tidak selama-lamanya baris RTX jadi VGA terbaik
Sebagai pimpinan pasar pemasaran kartu diagram gaming, NVIDIA pasti banyak memiliki baris untuk tentukan kelas pasarnya masing-masing. Nach, pada umumnya, gamer PC di dunia memakai produk NVIDIA dari baris GTX dan RTX untuk jalankan pemrosesan diagram di computer mereka.
Tetapi, sebenarnya apa, sich, ketidaksamaan di antara GTX dan RTX itu? Apa benar pilih kartu diagram baris RTX sering jadi jalan terbaik untuk tingkatkan perform gaming? Bila merencanakan beli kartu diagram atau VGA bermanufaktur NVIDIA, kamu dapat baca pembahasan secara singkat di bawah ini.
sebelum kalian melanjutkan artikel ini kami ingin merekomendasikan situs slot online yang pastinya sangat gacor dan terpercaya no 1 di indonesia yaitu Aladdin138, dengan tingkat kemenangan yang sangat tinggi memudahkan kalian mendapatkan jackpot besar. yuk join sekarang!
1. Mereka ada di kelas yang beda
RTX sebagai baris atas yang dibuat oleh NVIDIA. Di lain sisi, GTX sebagai kelas menengah yang dibuat oleh NVIDIA sebagai kartu diagram unggulan mereka. Walau secara kelas berlainan, tidak selama-lamanya baris GTX ada di bawah RTX. Ini dapat muncul karena NVIDIA lakukan pembagian kelas dan angkatan pada setiap baris, entahlah itu GTX atau RTX.
Mengambil contoh, saat memperbandingkan produk GTX 1080 Ti dengan RTX 2060, ke-2 nya bisa jadi seimbang. Bahkan juga, GTX 1080 Ti justru difavoritkan dengan umum karena dia mempunyai angka FLOPS yang semakin lebih tinggi, yaitu 11 TFLOPS sebanding 6 TFLOPS . Maka, samakan anggaran dan angkatan pembikinannya karena ini akan mempengaruhi keputusanmu saat sebelum beli VGA.
2. Arsitektur yang dipakai
Dikutip situs sah NVIDIA, arsitektur pada VGA berbasiskan RTX di-launching dalam waktu yang relatif baru. Arsitektur Touring (ada juga dalam beberapa baris GTX), misalkan, di-launching oleh NVIDIA pada 2018 kemarin. Ada pula arsitektur Ampere sebagai unggulan mereka pada 2020. Nach, terkini, mereka melaunching arsitektur Ada Lovelace pada 2022 sebagai tehnologi terbaru.
Adapun, baris GTX mempunyai beberapa arsitektur, seperti Maxwell, Pascal, dan Touring. Namun, arsitektur yang ada di baris GTX biasanya tidak sehebat tehnologi yang dipasangkan pada VGA dalam barisan RTX. Nach, semakin bagus arsitekturnya, semakin kuat performanya. Ini akan menuntut gamer untuk menyeimbanginya dengan processor yang oke.
Maka saat prosesormu ada di kelas bawah atau menengah, seharusnya tentukan VGA yang ada dalam baris GTX. Masalahnya angka fps yang dibuat oleh gabungan GTX dan processor menengah malah dapat tinggi dan konstan bila dibanding VGA RTX yang cuma ditandemkan processor menengah.
3. Ketidaksamaan dari sisi feature
Produk kartu diagram RTX dari NVIDIA telah diberi beragam feature hebat yang tidak berada di baris GTX, misalkan ray tracing dan DLSS yang hendak membuat diagram terlihat semakin hidup dan realitas. Sebenarnya, feature ray tracing sempat didatangkan ke GTX 1080 Ti dan GTX 1060 VRAM 6 GB. Tetapi, kartu diagram GTX tidak mempunyai sensor RT Core yang membuat cuma sanggup jalankan ray tracing dalam kemampuan simpel.
Nach, bagaimana dengan DLSS? Tehnologi ini dibikin dengan terbatas cuma untuk baris RTX saja. Perihal ini pula yang menjadi satu diantara pembanding paling besarnya dengan kelas GTX. Menurut situs Tom’s Hardware, feature deep learning super sample atau DLSS sebagai tehnologi yang dipakai NVIDIA untuk percepat gerakan gambar di monitor tanpa mempertaruhkan kualitas diagram.
Dalam eksperimen yang banyak dilaksanakan, feature DLSS memang sanggup tingkatkan perform gaming secara berarti. Bahkan juga, dengan games dan resolusi yang serupa, feature DLSS mampu mendatangkan penampilan pada angka fps yang lebih tinggi (hampir 2x lipat ataupun lebih).
4. Konsumsi daya listrik
Bila pilih kartu diagram kelas tinggi di baris RTX, kamu harus tahu jika konsumsi daya yang diperlukan RTX dapat tinggi sekali. Bahkan juga, pada kondisi performa maksimal, sebuah VGA RTX bisa makan daya listrik yang serupa dengan AC 1/2 PK. Nach, sudah pasti kamu harus juga arif saat menentukan sebuah produk. Janganlah sampai bill listrik membesar cuma karena mainkan games di PC yang tidak sering.
NVIDIA RTX 3080, misalkan, memerlukan daya sekitaran 320 W. Bahkan juga, RTX kelas bawah seperti RTX 2060 masih mempunyai TDP sejumlah 160 W. Bandingkan dengan baris GTX, seperti GTX 750 Ti, GTX 1050 Ti, GTX 1650 Super, dan GTX 1660 Super, yang cuma perlu konsumsi daya 60—125 W. Daya listrik ini cuma dari elemen VGA saja, belum terhitung processor, RAM, motherboard, hard disk, kipas, lampu, SSD, dan lain-lain.
5. Kompatibilitas
Lihat tipe casing PC yang kamu punyai. Bila casing PC yang kamu pakai lumayan kecil, apa lagi CPU atau processor didalamnya masih cukup kuno, seharusnya pilih VGA dari baris GTX yang mempunyai kipas tunggal. Kartu diagram dalam barisan GTX umumnya mempunyai beberapa pilihan, dimulai dari yang imut (berkipas tunggal) sampai gede berkipas double.
Berlainan dengan RTX, dia hampir semua mempunyai kipas double yang condong besar. Bahkan juga, ada beberapa kartu diagram RTX yang mempunyai 3 buah kipas untuk mekanisme pendinginnya. Jika casing PC punyamu cuma sama dengan mini ITX atau mini mikro ATX, beli VGA sama kelas RTX dengan 3 buah kipas pasti jadi kekeliruan, apa lagi bila CPU didalamnya masih tetap termasuk usang.
Kompatibilitas yang lain mempengaruhi keputusan gamer saat menentukan VGA, tentu saja di luar pemikiran harga. Pada dasarnya, semakin tinggi sebuah kelas VGA, semakin kompleks juga kompatibilitas yang disuruh, seperti CPU terkini, RAM besar, motherboard kelas tinggi, dan PSU 80 Plus dengan konsumsi daya di atas 500 W.
Nach, kita telah belajar untuk ketahui ketidaksamaan di antara kartu diagram GTX dan RTX dari NVIDIA. Ringkasannya, RTX belum pasti jadi VGA terbaik karena harus disamakan elemen PC yang lain. Beli produk kartu diagram sesuai anggaran dan keperluanmu, ya.